MENUAI HIKMAH DI ALAM
RAYA
= Disampaikan
oleh Munawar, SE =
(dalam
Seminar Kaum Ibu Yayasan Majlis Taklim An-Najah, Jakarta - 27Juli 2008)
Dialah Allah Yang Menciptakan,
Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling
Baik. Bertasbih
kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi
Maha Bijaksana (QS. Al Hasyr ayat 24)
GAMBARAN TENTANG
LUASNYA RUANG ANGKASA
Di alam semesta, tak terhitung banyaknya sistem yang
bekerja. Allah menempatkan semua sistem ini dalam kendali-Nya meski di saat kita
tidak menyadarinya, misalnya, saat kita sedang membaca, berjalan, atau tidur.
Allah menciptakan alam semesta beserta seluk-beluknya yang rinci yang berjumlah
tak terhitung agar manusia dapat memahami kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Di
dalam Al Quran, Allah berfirman kepada manusia dan menjelaskan alasan
penciptaan keteraturan di alam semesta sebagai berikut,
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah
Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.
“…agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesunguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu” (QS. Ath Thalaaq,
65:12).
Keteraturan
ini mengandung seluk-beluk yang begitu banyak sehingga manusia takkan mungkin
tahu dari mana harus mulai memikirkannya.
Setiap orang tahu bahwa alam semesta sangatlah luas. Akan
tetapi, saat kita mulai berpikir tentang seberapa luas alam ini sebenarnya, kita
akan menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari apa yang biasanya kita pahami. Sebagai
contoh, garis tengah matahari adalah 103 kali lebih besar
daripada garis tengah bumi.
Mari kita perjelas hal ini dengan
menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan bumi sebagai kelereng, matahari
adalah bola yang dua kali lebih besar daripada sebuah bola kaki. Hal yang
menarik di sini adalah jarak di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan yang
mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh kira-kira
280 meter (920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan matahari
berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya kita
perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
Dengan perbandingan ini, Kita dapat
membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat yang sangat luas. Tetapi, saat kita
membandingkannya dengan galaksi Bima Sakti (tempat tata surya kita berada) tata
surya kita akan tampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi Bima Sakti, ada
sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita, dan kebanyakan jauh
lebih padat.
Matahari kita terletak pada salah satu
lengan galaksi yang berbentuk spiral ini. Tetapi, yang menarik adalah galaksi
Bima Sakti sesungguhnya adalah tempat yang sangat “kecil” pula, bila kita
memperhitungkan keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada juga galaksi-galaksi lain
di ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah keseluruhan sekitar 300 miliar
(wallahu a'lam bishshawab).
Sekelumit contoh yang telah kami
sampaikan tentang ukuran dan jarak yang sedemikian lebar antara benda-benda
angkasa di jagat raya ini saja sudah cukup untuk menunjukkan kehebatan tiada
tara dari kepiawaian Allah dalam penciptaan, fakta bahwa Dia tidak punya sekutu
dalam mencipta, dan bahwa Dialah yang Mahakuasa. Allah menyerukan manusia agar
memikirkan kenyataan-kenyataan ini sebagai berikut:
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah
telah membinanya,
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
“Apakah kamu yang
lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya” (QS. An Naazi’aat, ayat 27-28)
TATA-SURYA YANG
TERATUR SEMPURNA
Bila kita pergi ke luar, sinar matahari menerpa wajah
tanpa mengganggu kita, dan keadaan yang menguntungkan ini disebabkan oleh
adanya tatanan sempurna dalam tata surya. Matahari, yang memberikan kehangatan
dan cahaya menyenangkan bagi kebaikan kita, sebenarnya hanyalah seperti sebuah
lubang dalam yang terdiri atas awan gas berwarna merah. Matahari terbuat dari
pusaran nyala api raksasa yang memancar sampai berjuta-juta kilometer jauhnya
dari permukaan yang mendidih, serta topan raksasa yang naik ke permukaan dari
dasarnya. Hal ini dapat berakibat mematikan bagi umat manusia. Tetapi, atmosfer
(lapisan udara) dan medan magnet bumi menyaring semua sinar matahari yang
membahayakan dan mematikan ini sebelum sempat sampai kepada kita. Keteraturan
sempurna dalam tata surya inilah yang menjadikan bumi planet yang dapat dihuni.
Bila kita tinjau struktur tata surya,
akan kita temukan keseimbangan yang sangat halus dan teliti. Yang menahan
planet-planet dalam tata surya agar tidak terlepas dari tata surya dan
terlempar ke dalam suhu dingin membeku di angkasa luar adalah keseimbangan
antara gravitasi (gaya tarik) matahari dan gaya sentrifugal planet-planet.
Matahari menarik semua planet dengan gaya tarik kuat yang ditebarkannya,
sementara planet-planet secara terus-menerus mengimbangi tarikan ini dengan
menggunakan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan planet-planet
tersebut pada jalur lintas atau orbitnya. Tetapi bila planet-planet ini
berputar pada sumbunya (gerak rotasi) dengan kecepatan yang sedikit lebih
rendah, planet akan ditarik oleh matahari dengan sangat kuat sehingga jatuh ke
dalam raksasa matahari dan tertelan suatu ledakan hebat. Hal yang sebaliknya
juga mungkin terjadi.
Jika planet-planet berputar dengan
kecepatan yang lebih tinggi, kali ini gravitasi matahari tidak akan cukup kuat
untuk menahannya dan planet-planet akan terlempar ke ruang hampa di angkasa
luar. Tetapi, sebuah keseimbangan yang sangat halus cermat telah ditetapkan,
dan sistem ini dapat terus berlangsung karena mempertahankan keseimbangan ini.
Selain itu, juga penting untuk dicatat
bahwa keseimbangan yang disebutkan di atas diciptakan secara tersendiri untuk
setiap planet, karena jarak masing-masing planet dari matahari adalah
berlainan. Di samping itu, massa setiap planet juga berbeda. Karena itulah,
untuk setiap planet, kecepatan rotasi yang berbeda juga ditetapkan. Hal ini
dimaksudkan, agar planet-planet tersebut dapat menghindari tabrakan dengan
matahari maupun lontaran ke ruang angkasa.
Contoh ini hanya merupakan sebagian kecil
bukti dari keseimbangan luar biasa di dalam tata surya. Siapa pun yang memiliki
akal dapat memahami bahwa keseimbangan yang menempatkan planet-planet besar dan
seluruh tata surya dalam keteraturan, dan yang memelihara keteraturan ini hari
demi hari dan abad demi abad, tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Tampak
jelas bahwa keteraturan ini telah diperhitungkan dengan sangat cermat. Allah,
yang Mahakuasa, menunjukkan kepada kita, dengan berbagai kesempurnaan rinci
yang telah Dia ciptakan di alam semesta, bahwa segala sesuatu berada di bawah
kekuasaan-Nya.
Para ahli astronomi seperti Kepler dan
Galileo, ilmuwan yang bekerja untuk menyingkapkan keseimbangan yang luar biasa
pekanya dalam tata surya, beberapa kali menyatakan bahwa sistem ini
mengisyaratkan perancangan yang sangat jelas dan merupakan bukti kekuasaan
Allah di seantero jagat raya. Allah menciptakan dan berkuasa atas segala
sesuatu dengan pengetahuan-Nya yang tak terbatas; Dialah Yang Mahaperkasa lagi
Maha Bijaksana.
BUMI kita
Pikirkanlah sejenak tentang apa yang diperlukan manusia
untuk tetap bertahan hidup. Air, matahari, oksigen, atmosfer, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan… Segala macam perincian, segala macam keadaan yang dapat atau tidak
dapat kita pikirkan pada saat itu sudah tersedia secara alami di bumi. Selain
itu, bila kita mengkaji lebih jauh, kita dapat melihat bahwa semua kebutuhan
pokok hidup ini memiliki jalinan seluk-beluknya yang saling terkait, dan bahwa
segala hal ini terdapat dalam keadaan sepenuhnya sempurna di bumi. Segala
sesuatu di bumi, makhluk hidupnya, tetumbuhannya, langit, dan lautan, semuanya
telah diciptakan dengan cara yang terbaik dan lengkap sempurna agar sesuai
dengan keberadaan dan kelangsungan hidup umat manusia.
Selain bumi, ada pula planet-planet lain di dalam
tata-surya kita. Tetapi, di antara planet-planet ini, satu-satunya planet yang
memungkinkan adanya kehidupan adalah bumi. Jarak antara bumi dengan matahari,
kecepatan perputaran bumi pada sumbunya, kemiringan sumbu bumi terhadap
orbitnya, struktur permukaan bumi, dan berbagai faktor lepas lainnya yang
sejenis, memungkinkan planet kita menikmati kehangatan suhu yang sesuai bagi
kehidupan dan dapat menyebarkan kehangatan ini di seantero bumi secara merata.
Susunan lapisan udara bumi serta ukuran bumi juga tepat
sesuai kebutuhan. Cahaya yang sampai kepada kita dari matahari, air yang kita
minum, dan makanan yang kita nikmati semuanya sangat sesuai bagi kehidupan kita.
Singkatnya, segala tinjauan terhadap planet yang kita
huni akan menunjukkan kepada kita, bahwa bumi dirancang terutama untuk manusia.
Agar kita dapat melihat bahwa keadaan di bumi dirancang secara khusus, kita
cukup melihat kondisi di planet-planet lain secara kasar. Ambillah Mars,
misalnya. Lapisan udara di Mars merupakan campuran beracun yang mengandung
karbondioksida dalam kadar tinggi. Tidak ada air di permukaan planet. Kawah
besar yang terjadi akibat tubrukan dengan meteor raksasa. Begitu pula dengan
cuaca, sering terjadi badai raksasa dan badai pasir yang berlangsung selama
berbulan-bulan tanpa henti. Suhu rata-rata -53 oC (-64oF).
Dengan mempertimbangkan ciri-ciri ini secara keseluruhan,
Mars, yang memiliki paling banyak kesamaan dengan bumi di antara planet-planet
yang berada di sekitar kita, jelas merupakan planet mati yang tidak
memungkinkan adanya kehidupan. Perbandingan ini dengan gamblang menunjukkan
bahwa ciri-ciri yang menjadikan bumi sebuah tempat yang dapat dihuni
benar-benar merupakan nikmat yang tidak terkira. Dia Yang menciptakan seluruh
jagat raya, membentuk dengan sempurna bintang-bintangnya, planet-planet,
pegunungan dan lautan, adalah Allah.
Sepanjang kehidupan kita, kita wajib
bersyukur, dan harus berterimakasih atas nikmat dan ciptaan-Nya, dan
menjadikan-Nya sahabat dan pelindung. Allah, Pemilik segala sesuatu, adalah
pemilik segala pujian. Allah menyampaikan hal ini dalam Al-Quran:
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. An-Nahl, ayat 17-18)
PENUTUP
Marilah
kita jadikan seluruh indra yang Allah karuniakan kepada kita yang begitu indah
dan alam semesta yang begitu sempurna untuk berjuang dalam meningkatkan pengabdian
dan ketaqwaan kepada Allah Azza waJalla.
- Menjadikan alam semesta sebagai pembuktian bahwa Allah SWT adalah Ahad
(QS. Al A`raf ayat 172),
dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
2. Hanya
kepada Allah seluruh pengabdian ditujukan (QS. Azzariat ayat 56),
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
3. menyatukan
lisan dan hati bahwa Allah SWT adalah
Akbar (QS. Al Hadid ayat 1).
semua yang berada di langit dan yang berada di
bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Menerima
semua qudrat-Nya dengan penuh ketaqwaan, menghadapi taqdir-Nya dengan penuh
keimanan, dikala sukses bersyukur dan ketika mengalami sesuatu yang diluar
kemauan dijalani dengan kesabaran. Dan perhatikan firman Allah di Surat Asy-Syams
ayat 1-10 :
Demi
matahari dan cahayanya di pagi hari, Dan bulan apabila mengiringinya, Dan siang
apabila menampakkannya, Dan malam apabila menutupinya (malam-malam yang gelap),
Dan langit serta pembinaannya, Dan bumi serta penghamparannya, Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Alhamdulillahirabbil
‘alamiiin