Tamu wajib dihormati
Kami masih berkeyakinan, bahwa judul sederhana ini masih berlaku
saat ini – relevan sepanjang masa -. Walau zaman sudah berubah, teknik
informatika sudah berkembang, dari generasi milenial, hingga era industrial
4.0.
Judul ini, hanya mengingatkan kepada pengelola lembaga
pendidikan, bahwa hal ini, jangan sampai tidak diketahui, dan jangan pernah
dilupakan.
Siapakah tamu lembaga ? tamu kita adalah orang tua / wali dan murid. Mereka datang ke lembaga kita untuk meminta
dan menjadi lebih bak dari semula.
Bahkan mereka tidak semena-mena datang, karena mereka kita
undang, lewat berbagai media (brosur, spanduk, internet, verbal), sejatinya,
kita yang butuh mereka.
Maka wahai pengelola pendidikan (terutama para guru), mari kita
:
1. hormati
tamu,
2. layani
tamu,
3. bahagiakan
tamu,
4. berikan
mereka contoh kebaikan,
Apabila, diantara tamu terutama murid, ada yang kurang sesuai
dengan visi dan misi kita, itulah tugas berikutnya. Ajak mereka dengan sopan,
dengan santun, berikan pengertian dari hati kehati.
Jangan pernah menyalahkan murid, kaena biasanya kesalahan murid
bermula dari kelengahan dan kekurangan pelayanan kita. Tidak ada murid yang
ingin berbuat salah. Tidak ada murid yang datang kelembaga manapun, untuk
menjadi “buruk”. Andai kesalahannya fatal, kembalikan (pulangkanlah) keorangtuanya
dengan cara yang baik.
Apalagi menyebut kesalahan murid didepan orangtuanya, ini salah
besar, kesalahan fatal. Itu sama artinya dengan membuka aib kita sendiri, dan
secara langsung melukai hati orangtua.
Hal ini, senada dengan konsep manajemen pemasaran, bahwa pembeli
adalah raja. Mudah-mudahan tidak dilupakan oleh pengelola pasar, pemilik usaha
retail dan sejenisnya.
Semoga jadi bahan kajian
PTEI Multazam - Awal
Muharam 1441 H