Memandangi wajah mereka satu persatu, adalah salah satu aktivitas wajib yang sering saya lakukan. namun saat itu juga memunculkan rasa takut, rasa khawatir serta rasa gelisah yang menyiksa bathin.
Takut,
mereka tidak kuat menghadapi beratnya rintangan dan tantangan yang akan
dijalani.
Khawatir,
mereka salah urus, salah didik, salah memakan rizki yang telah saya berikan.
Gelisah,
dikala membayangkan masa depan mereka yang akan bervariasi, apakah mereka
sanggup dengan variasi itu.
Tentu semua
rasa itu, mesti dicari obat atau penawarnya, serta berharap pasti akan ada solusi terbaiknya.
Dikala
takut,
maka
ajaklah mereka untuk mengisi zahir dan batiniahnya dengan hal yang telah
tersedia. Zahiriahnya dibekali dengan cara menyehatkan tubuh dan penampilannya,
sehingga sanggup bersaing dengan lingkungan masing-masing. Batiniahnya dibekali
ilmu pengetahuan sebagai penyeimbang, sehingga bisa menjadi pemenang dalam
segala bentuk persaingan. Pemenang yang dimaksud bukan untuk saling mengalahkan, tapi
pemenang yang menenangkan lawan apalagi kawan.
Dikala
khawatir,
maka
persiapkanlah diri, agar berhati-hati membentuk mereka. Berhati-hati agar
mereka tidak salah bekal. Mengurusnya mereka dengan penuh tulus ikhlas.
Mendidik mereka berlandaskan AlQur’an dan Sunnah Rasulullah. Serta memberi
makan dan minum, dari hasil yang halal dalam cara perolehannya, serta halal
bahan atau materialnya.
Dikala
gelisah,
berilah
pemahaman yang benar akan ketegasan rukun iman yang ke enam. Bahwa hidup ini
sudah ada yang mengatur, maka jangan ikut mengatur yang sudah ditetapkan. Karena
hidup yang paling aman adalah hidup yang mengikuti aturan, sebaliknya
kesengsaraan akan muncul dikala ikut campur mengatur, apalagi mencampuri aturan
Allah SWT. Ujung dan pangkalnya adalah kesabaran, bersyukur dan tawakal, yang menjadi tiga kata kunci yang wajib dilaksanakan.
Wahai anak
dan muridku
Ketika
wajah cerahmu, muka beliamu, paras lucumu, yang sering menjadi tatapanku (pasti
tidak pernah engkau sadari). Bahwa tatapan itu bukan asal tatap, bahwa tatapan itu
mengandung makna mendalam. Karena akibat dari tatapan itu sungguh mengerikan,
menghasilkan rasa takut, khawatir serta kegelisahan.
Walau
begitu, keadaan itu justru menjadi peluang atau kewajiban untuk meningkatkan
kualitas diri. Karena akan jadi aneh, kalau untuk menghasilkan generasi
berkualitas dilakukan dengan asal-asalan.
20/22 Ramadhan 1442 H
revisi: 2 Juli 2021 - 20/22 Zulqaidah 1442