Rabu, 05 Mei 2021

ANAK = MURID

Memandangi wajah mereka satu persatu, adalah salah satu aktivitas wajib yang sering saya lakukan. namun saat itu juga memunculkan rasa takut, rasa khawatir serta rasa gelisah yang menyiksa bathin.

Takut, mereka tidak kuat menghadapi beratnya rintangan dan tantangan yang akan dijalani.

Khawatir, mereka salah urus, salah didik, salah memakan rizki yang telah saya berikan.

Gelisah, dikala membayangkan masa depan mereka yang akan bervariasi, apakah mereka sanggup dengan variasi itu.

 


Tentu semua rasa itu, mesti dicari obat atau penawarnya, serta berharap pasti akan ada solusi terbaiknya.

Dikala takut,

maka ajaklah mereka untuk mengisi zahir dan batiniahnya dengan hal yang telah tersedia. Zahiriahnya dibekali dengan cara menyehatkan tubuh dan penampilannya, sehingga sanggup bersaing dengan lingkungan masing-masing. Batiniahnya dibekali ilmu pengetahuan sebagai penyeimbang, sehingga bisa menjadi pemenang dalam segala bentuk persaingan. Pemenang yang dimaksud bukan untuk saling mengalahkan, tapi pemenang yang menenangkan lawan apalagi kawan.

Dikala khawatir,

maka persiapkanlah diri, agar berhati-hati membentuk mereka. Berhati-hati agar mereka tidak salah bekal. Mengurusnya mereka dengan penuh tulus ikhlas. Mendidik mereka berlandaskan AlQur’an dan Sunnah Rasulullah. Serta memberi makan dan minum, dari hasil yang halal dalam cara perolehannya, serta halal bahan atau materialnya.

Dikala gelisah,

berilah pemahaman yang benar akan ketegasan rukun iman yang ke enam. Bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, maka jangan ikut mengatur yang sudah ditetapkan. Karena hidup yang paling aman adalah hidup yang mengikuti aturan, sebaliknya kesengsaraan akan muncul dikala ikut campur mengatur, apalagi mencampuri aturan Allah SWT. Ujung dan pangkalnya adalah kesabaran, bersyukur dan tawakal, yang menjadi tiga kata kunci yang wajib dilaksanakan. 

 


Wahai anak dan muridku

Ketika wajah cerahmu, muka beliamu, paras lucumu, yang sering menjadi tatapanku (pasti tidak pernah engkau sadari). Bahwa tatapan itu bukan asal tatap, bahwa tatapan itu mengandung makna mendalam. Karena akibat dari tatapan itu sungguh mengerikan, menghasilkan rasa takut, khawatir serta kegelisahan.

Walau begitu, keadaan itu justru menjadi peluang atau kewajiban untuk meningkatkan kualitas diri. Karena akan jadi aneh, kalau untuk menghasilkan generasi berkualitas dilakukan dengan asal-asalan.



20/22 Ramadhan 1442 H
revisi: 2 Juli 2021 - 20/22 Zulqaidah 1442 

SUARA HATI

Suara Hati

 

·      Bahagia melihat orang bahagia, karena belum tentu kita sanggup menghilangkan beban dan kesedihan mereka.

·      Bahagia melihat orang sehat, karena belum tentu kita mampu menyehatkan tatkala mereka menderita kesakitan.

·      Bahagia melihat orang kaya, karena belum tentu kita bisa membantu tatkala kekurangan harta dan benda dialami mereka.

·      Bahagia melihat orang sukses, karena belum tentu kita sanggup menghibur tatkala gagal menghantam mereka.

 

_UlaBilaWafiZimamShafwanZidniZiyan-WajibBegitu_

INFO PENDAFTARAN SANTRI BARU (PPDB) PESANTREN TEI MULTAZAM

INFO PENDAFTARAN SANTRI BARU PPDB PESANTREN TEI MULTAZAM  Tahun Pelajaran 2025/2026 Berikut link Info Pendaftaran Santri Baru Pesantren Tahf...