Selasa, 21 Juli 2015

ILMU MA'RIFAT (Bahagian Kedua)



ILMU MA’RIFAT 2

لاا له الا الله محمد الرسول الله
معرفةالله
DISUSUN OLEH: USTAZ AHMAD HAITAMI BIN H. AINI BANJARMASIN (KALIMANTAN SELATAN)

DITULIS ULANG OLEH: MUNAWAR, SE. BIN TM (SERPONG BANTEN - 2007)

Adapun Af’al Allah itu sebenar-benarnya adalah juga sifat Allah, dan sifat Allah itu adalah sebenar-benarnya tiada lain daripada zatAllah. Jadi paham yang sebenarnya bahwa, kita ini tiada lagi mempunyai diri hanya Allah yang ada dan inilah maknanya IHRAM dan LA HAULA WALA.
Artinya : Tiada tahu lagi akan dirinya dan Tuhannya, umpama seperti besi pijar dengan api, tiada kelihatan lagi besinya, yang kelihatan hanyalah besi saja, artinya yang ada hanya ujud Allah Ta’ala saja. Maka sampailah kepada Baqo’billah, artinya kekal Allah adanya.

PASAL : Menyatakan Faedah Perhimpunan Martabat

Martabat Ahadiyah artinya ESA
Ia dinamai martabat  لاتعينartinya tiada nyata-nyatanya, ia ibarat seperti keadaannya matahari, tiada kelihatan ujud mataharinya dikarenakan sangat terang cahayanya, sehingga terdinding oleh cahayanya. Demikian pula zat Allah Ta’ala itu daripada sangat nyatanya pada ujud insan maka terdinding تعيُن ujud yang mutlak artinya ada sejatinya. Adapun maridun sejatinya tiada dengan sifat sesuatu, adapun maridun sesuatu itu yakni belum ada ujud nur syuhud dan dinamai akan ujud asma yang tiada bertempat, ibarat biji di dalam batang karena dengan تعيِن maka dinamaiغيب الغيوب artinya terang tiada kelihatan tempatnya sekali-kali, itulah yang dinamai ZATUL ZAT artinya zat yang ada, inilah yng dinamai AHDIYATUL KATSRAH artinya daripada yang satu kepada yang banyak itu.

Martabat yang kedua yaitu WAHDAH
Artinya Esa, karena perhimpunan tanjih, yaitu perhimpunan yang asli dan pasti seperti perhimpunan laut dengan ombak, artinya tiada bercerai keduanya, dan dinamai تعيِن awal artinya nyata yang pertama yaitu Allah dengan Muhammad, yaitu zat dengan sifat, ibarat di sini tiada berlain-lainan, melainkan ESA jua, seperti firman Allah yang berbunyi :

وهومعكم اينماكنتم
Artinya : Dan Dia (Allah) beserta kamu dimana berada

Yakni tiada bercerai zat dengan sifat, Tuhan dengan makhluk-Nya.
Adapun ujud nur syuhud itu dinamai Hakikat Muhammad dan sebenar-benar Muhammad itu dinamai RUHUL KUDUS, artinya roh yang suci dan suci daripada bertubuh yang zahir.

Tetapi ia nyata bertubuh RUHUL KUDUS, itulah nyawa segala nyawa dan dinamai ujud Idhafi, ibarat ombak dengan laut dinamai Hakikat, Alif, Lam, Mim, Artinya ada yang sebenar-benarnya, dinamai ujud hakikat seperti firman Allah yang berbunyi:

ان الله على كل شيء محيط
Artinya : Sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu

Martabat yang ketiga yaitu WAHIDIYAH
Artinya Esa, bernama martabat TA’YIN TSANI, artinya zat Allah yang bernama Muhammad, karena Muhammad itu daripada Af’al Allah, artinya perbuatan Allah jua dengan ilmunya mencakup sekalian alam ini, jadi daripadanya. Inilah hakikat kita, sebab ia kenyataan zat A’yun sybithah namanya yaiyu artinya diri yang sudah nyata.

Adapun ketiga martabat yang tersebut diatas yaitu : AHADIYAH, WAHDAH, WAHIDIYAH, kesemuaqnya itu Qadim lagi Tazalli pada diri kita ini.

PASAL : MENYATAKAN MARTABAT HAMBA

Pertama: Alam Roh
Yaitu martabat nyawa yaitu Nur Muhammad atau Nur Allah artinya cahaya Allah yaitu yang memerintah sekalian alam ini, nyata dari pada bayang-bayang ujud bayang-bayang jua dari pada asal Ta’yin dan Esa pada hakikatnya demikian alam roh.

Kedua: Alam Misyal
Artinya martabat alam sekalian bagi segala rupa jisim yang halus yang tiada menerima bagi dan huruf apa-apa, yaitu ujud Allah yang empunya martabat.

Ketiga: Alam Ajsam
Artinya alam segala tubuh kita yang zahir ini, ujud Allah jua pada hakikatnya, karena jikalau tiada zahir tidak ada juga batin, karena yang zahir dan yang batin itu Esa jua.

Keempat: Alam Isan
Artinya alam segala manusia yang perhimpunan segala alam perhimpunan segala martabat tersebut senuanya itu bernama Insan Kamil, artinya manusia yang sempurna. Karena sudah putus hakikatnya tiada lagi mengenal zahir dan batin, melainkan qudrat dan iradat sendirinya yang berlaku seperti isyarat :
Sayidina Abu Bakar RA yang artinya ” Tiada aku melihat akan sesuatu kecuali Allah yang kulihat dahulunya”.
Kata Umar RA yang artinya ” Tiada aku melihat sesuatu melainkan aku lihat Allah sebelumnya. ”
Kata Usman RA yang artinya ” Tiada aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah sertanya.”
Kata Sayidina Ali KWJ yang artinya ”Tiada aku lihat sesuatu kecuali Allah yang akulihat di dalamnya.”

Jadi isyarat ini menunjukkan bahwa Sayidina Ali tiada lagi melihat sesuatu sifat hanya Allah Ta’ala dilihatnya dalam sifatnya dan tiada Ali melihat lain dari pada dirinya karena sebenar-benarnya zat Allah itu tiadalain dari pada dirinya sendiri, sepertifirman Allah :


هُوَ الاَوَّلٌ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
Artinya : ”Dia juga yang Pertama, dan Dia juga yang Kemudian, dan Dia juga yang Nyata, dan Dia juga yang Tersembunyi

Seperti kata waliyullah :
Artinya : Tidak ada di dalam sesuatu kecuali Allah, ibarat di dalam ta’yin akan tetapi batin
M-H-M-D     Mim - La Ta’yin
مُحَمَّدٌ           Ha - Alam Misyal       
                        Mim – Ta’yun Awal – Alam Ajsam
                        Dal – Ta’yun Tsani – Alam Insan
Camariyah       - Cahaya merah unsurnya api yaitu darah malaikatnya Jibril
Tubaniyah       - Cahaya putih unsurnya air yaitu air mani malaikatnya Mikail
Tambuniyah    - Cahaya hitam unsurnya tanah yaitu daging malaikatnya Israfil
Uriyah             - Cahaya hijau unsurnya angin yaitu nafas malaikatnya Izrail


Inilah Asal Af’al Allah
الله
- Alif                - A – api  جلال لا-kebesaran – kuat – lemah – zat – sir
- Lam awal      - A - air جمال ا له - keelokan – tua – muda – sifat – nyawa
- Lam akhir     - A - angin  قهارلا - kekerasan - hidup – mati - asma – hati
- Ha                 -H – tanah الله كمال - kesempurnaan ada – tiada – af’al – tubuh
Adapun sir itu tempat kenyataan zat Allah
Adapun nyawa itu tempat kenyataan sifat Allah
Adapun hati itu tempat kenyataan asma Allah
Adapun tubuh itu tempat kenyataan af’al Allah

MIM    – Jibril istananya pada lidah    – darah            – Abu Bakar
HA       - Mikail istananya pada hati   – urat               – Umar
MIM    - Israfil istananya pada nafas   – daging           – Utsman
DAL     - Izrail istananya pada jantung           – tulang           – Ali

MADA            - ada rasa tiada rupa – nafas
MADI              - tiada rasa dan rupa tetapi ada – ambayang
MANI              - rasa dan rupa kita ini
MANIKAM     - rasa dan ujud kita ini

اَللهُ                                      اَكْبَرُ
ALLH                                                               AKBR

مُحَمَّدٌ
M         H         M         D
اَللهُ                                             اَكْبَرُ
Alif                  - zat Allah                                           Alif                  - Hayyat Allah
Lam awal         - sifat Allah                                         Kaf                   - Ilmu Allah
Lam akhir        - Asma Allah                                       Ba                    - Kodrat Allah
Ha                    - Alam Nasuk                                      Ra                    - Iradat Allah

اَللهُ
Alif                  - Alam Lahut بِسْمِ - لا- Alam roh           - idhafi
Lam awal         - Alam Jabarut اَلله- الهُ – Alam Misyal
Lam akhir        - Alam Malakut الا - الرحمن- Alam Ajsam
Ha                    - Alam Nasut  الله- الرحيم - Alam Insan - Rahasia

PASAL : SIFAT TUHAN

Pasal ini menyatakan sifat Tuhan pada diri kita, sifat Muhammad dan dinding Tuhan dengan hamba Tuhan itu badan yang kuasa dan nyawa ituhamba oleh Tuhan dan nyawa itu di dalam diri kita ini.
Adapun Tuhan itu di dalam Muhammad artinya nyawa Muhammad, inilah yang dikehendaki dan Tuhan lagi belum Tajalli, karena Allah lagi sendirinya. Adapun Allah itu ghaib pada Muhammad dan Muhammad ghaib pada Allah, karena Allah itu berdiri seperti Alif yang bernama KUN HI ZAT lagi Tuhan sendirinya yaitu nyawa Muhammad, dan Muhammad itu adalah nyawa kita.

Maka bermula jasmani itu badan rohanidan rohano badan nurani dan nurani itu badan roh idhafi, oleh sebab itulah Tuhan yang menjadi sebab kekalnya hidup manusia, tempatnya di dalam yang terang, itulah pandangan kita, maka itulah yang kuasa pada diri kita ini. Itulah Alif Isriqna namanya yaitu Tuhan yang Maha Kuasalagi Maha Kaya. Sedang asik pandang- memandang dengan nyawa tiada berkesudahan, lagi nyawapun demikian juga tiada berkeputusan dan berkesudahan lagipandang dan pujiannya kepada Allah. Sedikitpun tiada lupa Tuhan kepada hambanya, demikian pula nyawa sedikitpun tiada lupa pandangannya kepada Allah.

Bermula jika orang bertanya bagaimana makrifat Muhammad itu ?Maka engkau katakan bahwa Nabi Muhammad itu tiada bermakrifat karena sekutu dengan Tuhannya. Maka yang bernama  ILLALLAH itu Muhammad jua sebab yang bernama Allah itu Muhammad.
Adapun aku di dalam Muhammad dan Muhammad di dalam Rasulullah jua, aertinya pesuruh Allah dan tatkala Allah ghaib sendirinya maka itu bernama KUN HI ZAT.

Adapun yang bernama Muhammad itu Allah dan yang bernama Allah itu Muhammad jua, maka misra pada ujud kita ini.
Maka barang siapa rela meninggalkan kekayaan Allah di dalam dunia ini dan mengarahkan imannya dengan makrifat maka Af’al Allah namanya, dan barang siapa yang rela menyudahi kehendaknya dari pada karunia Allah dengan tulus makrifat Siddiq namanya. Maka sampailah makrifatnya dan pendengarnya, penciumnya, pengrasanya, dan fi’ilnya maka putuslah makrifat orang itu dan disanalah pertemuan Tuhan dengan hambanya, dan inilah yang beroleh rahasia Tuhan namanya.

Barang siapa tahu akan pendengar Allah, penglihat Allah, pengrasa Allah, pengenalan Allah dan sebagainya maka dengan makrifatnya itu ia tetap bersekutu dengan Allah dan tiada berhakikat lagi maka ia menjadi kafir.

Orang yang sudah sempurna makrifatnya maka orang itu akan merasakan nikmat surga dan tatkala makrifatmu itu lenyap maka akan ada terang tak terhingga lagi ke atas dan ke bawah, ke kanan dan ke kiri, ke hadapan dan ke belakang tiada kesudahan, dan tatkala ada berdiri seperti Alif di dalam terang itu, maka Dialah Tuhan. Ia dinamai Alif Istiqna karena berdiri sendirinya.

PASAL : MENYATAKAN ZIKIR YANG EMPAT

Pertama zikir Jalii yaitu : لااله الاالله
Kedua zikir Khafi, yaitu tiada dikatakan dengan lidah, hanya ingat Allah, Allah
Ketiga zikir Musyahadah, yaitu umpama kucing mengintai tikus hingga didapatnya, maka ia lenyap pada zikir hatinya.
Keempat zikir Tawajjuh, yaitu tiada lain zikir musyahadah, sebab ia mengenal dan senantiasa ia berzikir, seperti firman Allah :
$yJuZ÷ƒr'sù (#q9uqè? §NsVsù çmô_ur «!$#

artinya : dimana hadap kamu disanalah zat Allah Ta'ala

Dan kata sebagian Arifu billah, taubatan nast junubikum wa taubatan tanbul ula (tobat sekalian manusia itu sabar daripada segala dosa). Dan ia tiada putus dari segala zikir dan tiada lagi menghendaki huruf dan suara adanya.

لااله الاالله
LA                   - kodrat           - penglihat       - otak               - darah
ILAHA - iradat            - pendengar     - sum sum        - daging
ILLA                - ilmu               - pencium        - tulang            - kulit
ALLAH            - hayat             - pengrasa        - urat               - bulu

Aku sir Allah   - aku sir Muhammad   - aku sir Bapak - aku sir Ibu, maka berdirilah kalimat لااله الاالله dan misralah pada jasad kita ini.

Zat       - umpama AIR - La      - hakikat Allah, yang sebenar-benarnya Allah itu rahasia
- La      - akal itu bayang-bayang Afal, afal zikirnya لااله الاالله,     ilmul yakin

Sifat     - umpama LAUT         - Ilaha  - sifat kita ini rupa Muhammad dan rupa Muhammad itu
rupa Allah jua
                                                   Ilaha - hati  itu  bayang-bayang  asma  Allah,  zikirnya  Allah,
Allah, Ainul Yakin

Asma   - umpama OMBAK     - Illa     - asma kita ini nama Muhammad, dan Muhammad itu
nama Allah jua
                                                   Illa    - nyawa itu bayang-bayang sifat Allah, zikirnya Hu - Hu
Haqqul Yaqin

Af'al     - umpama BUIH          - Allah - af'al  kita  ini  kelakuan   Muhammad,   dan    kelakuan
Muhammad itu kelakuan Allah jua
                                                  Allah - rahasia itu bayang-bayang zat Allah,  zikirnya Ah - Ah,
Kamarul Yakin

لااله الاالله
La        - hakikat Allah sebenar-benarnya zat Allah itu adalah rahasia kita
Ilaha    - hakikat Muhammad sebenar-benarnya Muhammad itu nyawa kita
Illa       - hakikat insan, sebenar-benarnya insan itu adalah hati kita
Allah   - hakikat alam, sebenar-benarnya alam itu adalah tubuh kita

لااله الاالله اشهدان
Asyhadu          - Syari'at, makamnya pada lidah tempatnya pada Islam, hurufnya ialah M-A-A
An La              - Tarekat, makamnya pada hati, tempatnya pada Iman, hurufnya ialah H-L-K
Ilaha                - Hakikat, makamnya pada roh tempatnya pada Tauhid, hurufnya ialah M-L-B
Illallah             - Ma'rifat, makamnya pada rahasia, tempatnya pada Insan, hurufnya : D-H-R

Ringkasnya ialah huruf           M-H-M-D                   A-L-L-H                      A-K-B-R
                                                محمد                           الله                                اكبر
tiada huruf tiada bersuara
الله
Alif                   - tempatnya pada nafas kita
Lam Awal         - tempatnya pada telinga kita
Lam Akhir        - tempatnya pada mata kita
Ha                   - tempatnya pada roh kita
Maka kita misrahkan tubuh kita dengan roh kita supaya tiada bercerai duani akhirat, jasad dengan roh seperti daging dengan darah atau seperti gula dengan manisnya, karena apa ? karena misra

محمد
Mim     – Ma’rifat – rahasia – zat Allah – sebanar-benarnya diri – api
Ha        – Hakikat – roh – sifat Allah – diri terjadi – angin
MIM    – Tarekat – hati – Asma Allah – diri teridi – angin
Dal       – Syariat – tubuh – Afal Allah – diri terperi-peri – tanah

الحمد
ARTI DAN MAKNA A-L-H-M-D
PADA DIRI KITA
P = Zuhur        – Nabi Ibrahim            - Malaikatnya Jibril                 - Abu Bakar     - Kepala
P = 'Ashar        – Nabinya Yunas         - Malaikatnya Mikail              - Umar             - tubuh
P = Maghrib    – Nabinya ‘Isa              - Malaikatnya Israfil                - Usman           - Tangan
P = ‘Isya           – Nabinya Musa          - Malaikatnya Izrail                - ‘Ali                - Pianggang
P = Subuh        – Nabinya Adam         - Malaikatnya Rahmani          - Harun           - kaki
Inilah yang tajalli kepada lima waktu, maka jika tidak tahu tiada sempurna sembahyangnya dan ma’rifatnya.
Subuh dua rakaat karena tajalilnya                 - zat dan sifat
Zuhur empat rakaat karena tajalilnya - ujud – ilmu – nur – syuhud
‘Ashar empat rakaat karena tajalilnya            - api – air – angin – tanah
Maghrib tiga rakaat karena tajalilnya - ahadiyah – wahda – wahidiyah
‘Isya empat rakaat karena tajalilnya                - Mada – madi – mani – manikum
Witir satu rakaat karena kebesaran dan keesaan Allah ta’ala

Seperti firman Allahهُوَ الاَوَّلٌ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
Artinya : “Dia juga yang pertama dan Dia juga yang kemudian dan Dia juga yang nyata dan Dia juga yang tersembunyi

Subuh pada Nabi Muhammad
Zuhur pada malaikat yang empat
‘Ashar pada nabi Adam
Maghrib pada diri kita
‘Isya pada Allah S.W.T

PASAL : PADA MENYATAKAN HAKIKAT DARI PADA MEMBESARKAN SESUATU
Tubuh manusia itu dinamai cahaya, dari pada pihak ingin akan sesuatu dimani akal, dari pada pihak mendengar dan menyediakan maka dinamai nyawa, dan dari pada pihak menyebutkan pada tubuhnya yaitu dinamai hakikat insan.
Adapun ma’rifat itu tempatnya di bawah batu dan tauhid itu tempatnya pada rahasia, dan iman itu tempatnya pada hati, dan Islam itu tempatnya pada dada sekalian anggota.
Adapun iman, Islam, tauhid, Ma’rifat itu sartu jua pada hukumnya tetapi berlainan pada makna.
Adapun panca indra itu sepuluh pekara yaitu 5 pada zahir dalam lima pada bathin
Adapun lima pada zahir yaitu : Penciuman, pengrasa, pendengar, penglihat, pengraba
Adapun 5 pada batinnya yaitu : I’tikad, ikhtiar, Iman, rasa, Budi.............
Inalah yang dimaksud azab kubur dan nikmat kubur. Adapun Allah itu tuhan dan tempatnya ada pada hamba. Adapun Muhammada itu ialah perbuatan pada kita. Sebenar-sebenarnya rahasia itu ialah zat Allah ada adapan yang menerima rahasia itu ialah insan. kami, mukamil. Artinya manusia sempurna terlebih sempurna, jika hal in: tiada di ketahui maka dinamai hidup sia-sia.
Adapun manusia yang sejatinya, dari cinta dan rasa itu adalah terjadinya A’yanun Syabitah atau a'yun Awal namanya.
Ujud itu esa dengan. Ahadiyah, dan hayat itu esa dengan Wahdah, ada pun ujud itu qadim semata-mata, tiada dikenal sifat rupanya pada zahirnya dan bathinnya di dalam dunia dan akhirat, tetapi nyata ia pada sifat yang bernama Hayat.
Adapun arti dari Hayat itu ialah hidup, tahu, kuasa, berkehendak, mendengar, melihat dan berkata-kata semua itu terbit dari hayat, artinya terbit dari pada Qudrat Allah Yang Maha Hidup.
Adapun segala Insan yang mengikuti segala perintah Allah dapat dikatakan kuasa Allah, dan jika tidak mengikuti perintah Allah, dikatakan kuasa syetan. Karena Allah itu menjadikan syetan tiada dengan beserta Adam, tetapi nyata syetan itu beserta Adam, karena Adam itu ialah yang mula-mula dijadikan segala perkara yang nyata dan Muhammad itu ialah yang mula-mula dijadikan dari segala yang pertama kali dari segala yang ghaib.
Adapun sifat Haiyyun itu yang bernama sifat Allah itu yaitu: rupa insan dan tempat haiyyat itu ialah pada badan insan atau badan kita ini semunnya, dan tempat ilmu ialah hati kita dan tempat Qudrat itu ialah anggota kita dan tempat iradat itu ialah nafsu kita dan tempat Samak ilu ialah telinga kita dan tempat basyar itu ialah mata kita dan tempat kalam itu ialah lidah kita. Jadi sifat Haiyyun yang 7 inilah dinamai sifat Tajalli Hawas, bukan sifat Insan melainkan sifat Allah. Dan Hayyat itu ialah hidup, tahu, kuasa, berkehendak, mendengar, melihat, berkata-kata.
Jadi tahu kita ini, tahu hayat bukan tahu badan, karena hayat kuasa yang bemama Haiyyun itulah hakikat nabi kita Muhammad segala yang zahir maupun segala yang bathin.
Adapun Muhammad itu tiada antara dengan Allah seperti bunga dengan buahnya dan seperti bayang-bayang dengan yang empunya bayang-bayang, yakni tiada bercerai pada hakikatnya, inilah hukumnya segala nabi-nabi.
Adapun Sir kita tiada bertempat di dalam tubuh, jika ada mengatakan bahwa nyawa itu bertempat di dalam tubuh maka orang itu kafir musyrik. Oleh karena itu kita harus bertul-betul dapat memahaminya, karena kita ini adalah tajalli Allah namanya, artinya kenyataan Allah, jangan syak lagi pada kata-kata ini, sebagaimana hadis Qudsi mengatakan :

خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَُدْ رَةِ الرَّحْمَنِ
Artinya: "Aku jadikan Adam itu di atas kuasa-Ku yang sangat pengasih yakni atas rupaku:
Dan ketahuilah bahwa nyawa awalnya Allah dan akhirnya Allah
artinya : Tiada mempunyai awal dan akhir. Jika ma'rifat kita itu berpandang-pandangan dengan sesuatu barang umpanya dengan sesuatu cahaya, dan cahaya itu kita katakan Allah, maka menjadi kafir kata-kata ini, dan dikatakannya pula bahwa pada hukum roh itu tempatnya Allah, maka kata-kata ini kafir juga. Kata orang yang tahu dengan hakikat Esa artinya : Siapa yang menyerupakan akan dia maka kafir, tetapi kalau yang dimaksud bahwa segala sesuatu itu pada hakikatnya adalah Allah juga dan tiada Allah juga, maka kata-kata ini benar, karena barang siapa mengetakan bahwa segala sesuatu itu bukan tanda dari pada Allah maka kata-kata ini kafir juga, karena sudah mengetahui akan hakikat. Karena Allah itu tiada hubung menghubung dan tiada lihat-melihat dan tuhan menjadikan hamba, dan bukan hamba yang menjadikan Tuhan, dan tiada hakikat menghakikatkan dan tiada sebut menyebut, maka carilah jalan ini kepada guru yang mengetahui maksudnya yang Esa tiada diesakan oleh hati, seperti hadits Qudsi berikut :

أُخْرُجُ عَنْ نَفْسِكَ وَالْأ جْْسَامِ ثُمَّ فَاخْرِجُ الاَمْرِ وَالحُكْمِ فَتَطْرَ اِليَّ
Artinya : Keluar engkau dari nafsumu dan hatimu dan nyawamu tubuhmu hingga keluar engkau daripada amar dan hukum-Ku maka sampailah engkau kepada-Ku

Jikalau masih bernafsu dan berhati dan bernyawa dan bertubuh dan mengerjakan suruhan dan menerima hukumnya niscaya engkau belum bertemu dan belum sampai kepada Allah Maka syukur perkataan ini, setengah ulama hendaklah kita membunuh nafsu kita supaya tiada berserikat Allah dengan hambanya.

Pasal : Pada menyatakan ilmu yang putus
JIka tilik kita ini, tilik pula dengan pandangan Qadim yang putus, apabila menjadi jasmani, karena tempat jasmani itu ialah roh idhafi itu ialah alam Ruhul Kudus yaitu nyawa sekalian nyawa.
Adapun alam jasmani itu akam kabir cahayanya hitam
Adapun alam rohani itu alam jasmani cahayanya kuning
Adapun roh Idhafiitu alam Muhammad cahayanya terang berkilat-kilat
Adapun ruhul kudus itu alam arwah cahayanya putih seperi permata lakusa
            Sebagian ada orang yang mengatakan bahwa sebenar-benarnya ruhul kudus adalah cahaya tuhan kita, nama ruhul ruhul kudus itu mengaku tuhan, tetapi tempatnya bukan di dalam otak, hanya cahayanya yang sampai kemana-mana, itulah sebabnya kita mendengar suara dan dapat melihat sesuatu.
            Ketahuilah ! bahwa diri kita yang zahir ini adalah ujud Allah namanya, dan sebenar-benarnya sir Allah itu ialah ujud makhluk dan yang dikatakan Muhammad itu rahasia dan rahasia itu iman kita yang di dalam iman artinya : tidak ada lagi tersurat dalam kitab. Dengan adanya sedemikianlah maka diri berlaku adil
            Ketahui pula bahwa yang dikatakan Allah itu ialah jasmani tuhan, dikatakan tuhan itu hidup, karena hidup itulah yang berlaku di dalam insan itu. Artinya tiada boleh sama sekali kata-kata ini dikatakan kepada orang yang belum mengetahui jalan ini karena kita itu di dalam hukum Allah namanya atau berahasia kepada Allah.
            Dan ketahui pula bahwa yang syahadat itu ialah sifatnya dan zat itu ialah rahasia kepada kita, maka istinja namanya, dan sebenar-benar istinja itu ialah rahasia kita, tiada syak lagi dan kita rasa siang dan malam, keluar masuk nafas kita. Maka bersungguh-sungguhlah dengan rahasia yang putus, maka kita terima dengan terima yang putus. Maka jadikan manusia. Berkata Syekh bahwa barang siapa tiada tahu akan dirinya maka menjadi kafir.
            Bermula ketahui olehnya, yang dikatakan sifat itu apa, tuhan itu apa, zat itu apa, hamba itu apa dan Muhammad itu apa serta manusia itu apa, jasmani itu apa, kita dan manusia itu apa kepada kita dan Muhammad itu apa kepada kita dan tuhan itu apa kepada Muhammad dan Muhammad itu apa kepada tuhan, sifat itu apa kepada tuhan dan tuhan itu apa kepada sifat.
           
Kata tuhan
            Hai sifat, engkulah sifatku, dan akulah sifatmu, Muhammad itulah sifat-Ku yang zahir, engkaulah ganti-Ku dan Akulah yang empunya sifat itu, Akulah yang bernama Muhammad, dan Akulah yang bernama tuhan
            Kata Muhammad
            “Bagaimana aku mengenal engkau ya tuhanku”
            Maka kata Allah
            Hai Muhammad ! Pandanglah olehmu sifatmu, niscaya bertemulah engkau dengan Aku, karena Aku itu berlindung dengan engkau. Itulah sebabnya maka aku jadikan engkau. Engkau aku jadikan sifat sebagaimana halmu itu, karena aku ada
            Maka kata Muhammad
            “Ya tuhanku adamu itu kapada sifatku”
            Maka kata Tuhan
            Hai kekasihku ! ada-ku itu kepada-mu dan adamu itu kepadaku, karena Aku itu didalam hukumMu, dan engkau itu didalam hukum-Ku.
            Maka kata Muhammad
            “Ya tuhanku apa yang dikatakan nyawa itu”
            Maka kata Tuhan
            Hai kekasihku ! yang dikatakan nyawa itu adalah sifatku, dari engkau itulah sebabnya, jadimu itu, karena ada sifatmu
            Maka kata Muhammad
            “Ya tuhanmu apa yang dikatakan sebenar-benarnya zat itu ?”
            Maka Firman Allah
            Hai kekasihku ! yang dikatakan zat itu seperti engkau baru bangun dari tidurmu sekali ingat akan dirimu ! itulah yang sebenar-benarnya diri !

            Bermula adapun sebenar-benarnya diri itu buta, tuli, bisu itulah ma’rifat yang sebenar-benarnya. Adapun orang yang mengaku dirinya Allah maka orang itu kafir. Tetapi jalannya tidak salah, karena yang bernama Allah itu siapa gerangan, maka kita mengaku Allah, bagi yang tidak tahu jalannya jangan sekali-kali mengaku atau megucapkan kata-kata itu, kalau tidak tahu ujung pangkalnya !
            Adapun yang bernama Allah itu cahaya sendirinya dan dinamai Allah itu. Dan Muhammad sewaktu dirinya merupakan nur dan dinamai Rasulullah tatkala ia zahir akan dirinya kedalam dunia, maka ialah yang bernama pesuruh Allah.
            Adapun perkataan ilmu itu nafas, nafas keluar masuk syorga hingga ke dalam otak, maka diturunkan pada Kalam Allah, maka cinta pada segala urat hingga samapai kepada tulang sulbi, maka diturunkan pada kalam Allah, maka itulah sangka kita burung pipit, maka didiamkan insan itu pada syorga Jannatun Naim dan disanalah ia diam, maka zahir rupa insan itu.
            Diakal Allah mengesakan Muhammad tatkala itulah ia berkata “Aku sebanar-benarnya Allah tiada tuhan hanya Allah. Dan Muhammad itu adalah pesuruh Allah”

1 komentar:

INFO PENDAFTARAN SANTRI BARU (PPDB) PESANTREN TEI MULTAZAM

INFO PENDAFTARAN SANTRI BARU PPDB PESANTREN TEI MULTAZAM  Tahun Pelajaran 2025/2026 Berikut link Info Pendaftaran Santri Baru Pesantren Tahf...