ILMU MA’RIFAT 2
لاا له الا الله محمد الرسول
الله
معرفةالله
DISUSUN OLEH: USTAZ AHMAD HAITAMI BIN H. AINI BANJARMASIN
(KALIMANTAN SELATAN)
DITULIS ULANG OLEH: MUNAWAR, SE. BIN TM (SERPONG BANTEN - 2007)
Adapun Af’al Allah
itu sebenar-benarnya adalah juga sifat Allah, dan sifat Allah itu adalah
sebenar-benarnya tiada lain daripada zatAllah. Jadi paham yang sebenarnya
bahwa, kita ini tiada lagi mempunyai diri hanya Allah yang ada dan inilah
maknanya IHRAM dan LA HAULA WALA.
Artinya : Tiada tahu
lagi akan dirinya dan Tuhannya, umpama seperti besi pijar dengan api, tiada kelihatan
lagi besinya, yang kelihatan hanyalah besi saja, artinya yang ada hanya ujud
Allah Ta’ala saja. Maka sampailah kepada Baqo’billah, artinya kekal Allah
adanya.
PASAL : Menyatakan
Faedah Perhimpunan Martabat
Martabat
Ahadiyah artinya ESA
Ia dinamai martabat لاتعينartinya tiada
nyata-nyatanya, ia ibarat seperti keadaannya matahari, tiada kelihatan ujud
mataharinya dikarenakan sangat terang cahayanya, sehingga terdinding oleh
cahayanya. Demikian pula zat Allah Ta’ala itu daripada sangat nyatanya pada
ujud insan maka terdinding تعيُن ujud yang mutlak artinya ada sejatinya. Adapun maridun
sejatinya tiada dengan sifat sesuatu, adapun maridun sesuatu itu yakni belum
ada ujud nur syuhud dan dinamai akan ujud asma yang tiada bertempat, ibarat
biji di dalam batang karena dengan تعيِن maka dinamaiغيب الغيوب artinya terang tiada kelihatan
tempatnya sekali-kali, itulah yang dinamai ZATUL ZAT artinya zat yang ada,
inilah yng dinamai AHDIYATUL KATSRAH artinya daripada yang satu kepada yang
banyak itu.
Martabat
yang kedua yaitu WAHDAH
Artinya Esa, karena
perhimpunan tanjih, yaitu perhimpunan yang asli dan pasti seperti perhimpunan
laut dengan ombak, artinya tiada bercerai keduanya, dan dinamai تعيِن awal artinya nyata yang
pertama yaitu Allah dengan Muhammad, yaitu zat dengan sifat, ibarat di sini
tiada berlain-lainan, melainkan ESA jua, seperti firman Allah yang berbunyi :
وهومعكم اينماكنتم
Artinya : Dan Dia
(Allah) beserta kamu dimana berada
Yakni tiada bercerai
zat dengan sifat, Tuhan dengan makhluk-Nya.
Adapun ujud nur
syuhud itu dinamai Hakikat Muhammad dan sebenar-benar Muhammad itu dinamai
RUHUL KUDUS, artinya roh yang suci dan suci daripada bertubuh yang zahir.
Tetapi ia nyata
bertubuh RUHUL KUDUS, itulah nyawa segala nyawa dan dinamai ujud Idhafi, ibarat
ombak dengan laut dinamai Hakikat, Alif, Lam, Mim, Artinya ada yang
sebenar-benarnya, dinamai ujud hakikat seperti firman Allah yang berbunyi:
ان الله على كل شيء محيط
Artinya : Sesungguhnya
Allah meliputi segala sesuatu
Martabat yang ketiga yaitu WAHIDIYAH
Artinya Esa, bernama
martabat TA’YIN TSANI, artinya zat Allah yang bernama Muhammad, karena Muhammad
itu daripada Af’al Allah, artinya perbuatan Allah jua dengan ilmunya mencakup
sekalian alam ini, jadi daripadanya. Inilah hakikat kita, sebab ia kenyataan
zat A’yun sybithah namanya yaiyu artinya diri yang sudah nyata.
Adapun ketiga martabat
yang tersebut diatas yaitu : AHADIYAH, WAHDAH, WAHIDIYAH, kesemuaqnya itu Qadim
lagi Tazalli pada diri kita ini.
PASAL : MENYATAKAN
MARTABAT HAMBA
Pertama:
Alam Roh
Yaitu martabat nyawa
yaitu Nur Muhammad atau Nur Allah artinya cahaya Allah yaitu yang memerintah
sekalian alam ini, nyata dari pada bayang-bayang ujud bayang-bayang jua dari
pada asal Ta’yin dan Esa pada hakikatnya demikian alam roh.
Kedua:
Alam Misyal
Artinya martabat alam
sekalian bagi segala rupa jisim yang halus yang tiada menerima bagi dan huruf
apa-apa, yaitu ujud Allah yang empunya martabat.
Ketiga:
Alam Ajsam
Artinya alam segala
tubuh kita yang zahir ini, ujud Allah jua pada hakikatnya, karena jikalau tiada
zahir tidak ada juga batin, karena yang zahir dan yang batin itu Esa jua.
Keempat:
Alam Isan
Artinya alam segala
manusia yang perhimpunan segala alam perhimpunan segala martabat tersebut
senuanya itu bernama Insan Kamil, artinya manusia yang sempurna. Karena sudah
putus hakikatnya tiada lagi mengenal zahir dan batin, melainkan qudrat dan
iradat sendirinya yang berlaku seperti isyarat :
Sayidina Abu Bakar RA
yang artinya ” Tiada aku melihat akan sesuatu kecuali Allah yang kulihat
dahulunya”.
Kata Umar RA yang
artinya ” Tiada aku melihat sesuatu melainkan aku lihat Allah sebelumnya. ”
Kata Usman RA yang
artinya ” Tiada aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah sertanya.”
Kata Sayidina Ali KWJ
yang artinya ”Tiada aku lihat sesuatu kecuali Allah yang akulihat di dalamnya.”
Jadi isyarat ini
menunjukkan bahwa Sayidina Ali tiada lagi melihat sesuatu sifat hanya Allah
Ta’ala dilihatnya dalam sifatnya dan tiada Ali melihat lain dari pada dirinya
karena sebenar-benarnya zat Allah itu tiadalain dari pada dirinya sendiri,
sepertifirman Allah :
هُوَ الاَوَّلٌ وَالآخِرُ
وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
Artinya : ”Dia juga
yang Pertama, dan Dia juga yang Kemudian, dan Dia juga yang Nyata, dan Dia juga
yang Tersembunyi”
Seperti kata waliyullah
:
Artinya : Tidak ada
di dalam sesuatu kecuali Allah, ibarat di dalam ta’yin akan tetapi batin
M-H-M-D Mim - La Ta’yin
مُحَمَّدٌ Ha - Alam Misyal
Mim – Ta’yun Awal – Alam
Ajsam
Dal – Ta’yun Tsani –
Alam Insan
Camariyah - Cahaya merah unsurnya api yaitu darah
malaikatnya Jibril
Tubaniyah - Cahaya putih unsurnya air yaitu air
mani malaikatnya Mikail
Tambuniyah
- Cahaya hitam unsurnya tanah yaitu
daging malaikatnya Israfil
Uriyah - Cahaya hijau unsurnya angin yaitu
nafas malaikatnya Izrail
Inilah
Asal Af’al Allah
الله
- Alif -
A – api جلال لا-kebesaran – kuat – lemah – zat –
sir
-
Lam awal - A - air جمال ا له -
keelokan – tua – muda – sifat – nyawa
-
Lam akhir - A - angin قهارلا - kekerasan - hidup – mati - asma – hati
-
Ha -H – tanah الله كمال -
kesempurnaan ada – tiada – af’al – tubuh
Adapun
sir itu tempat kenyataan zat Allah
Adapun nyawa itu
tempat kenyataan sifat Allah
Adapun hati itu
tempat kenyataan asma Allah
Adapun tubuh itu
tempat kenyataan af’al Allah
MIM – Jibril istananya pada lidah – darah –
Abu Bakar
HA - Mikail istananya pada hati – urat –
Umar
MIM - Israfil istananya pada nafas – daging –
Utsman
DAL - Izrail istananya pada jantung – tulang – Ali
MADA - ada rasa tiada rupa – nafas
MADI -
tiada rasa dan rupa tetapi ada – ambayang
MANI - rasa dan rupa kita ini
MANIKAM - rasa dan ujud kita ini
اَللهُ اَكْبَرُ
ALLH AKBR
مُحَمَّدٌ
M H M D
اَللهُ اَكْبَرُ
Alif - zat Allah Alif - Hayyat Allah
Lam awal - sifat Allah Kaf - Ilmu Allah
Lam akhir - Asma Allah Ba - Kodrat Allah
Ha - Alam Nasuk Ra - Iradat Allah
اَللهُ
Alif -
Alam Lahut بِسْمِ - لا-
Alam roh - idhafi
Lam awal - Alam Jabarut اَلله- الهُ – Alam Misyal
Lam akhir - Alam Malakut الا - الرحمن- Alam Ajsam
Ha - Alam Nasut الله- الرحيم - Alam Insan - Rahasia
PASAL : SIFAT
TUHAN
Pasal ini menyatakan
sifat Tuhan pada diri kita, sifat Muhammad dan dinding Tuhan dengan hamba Tuhan
itu badan yang kuasa dan nyawa ituhamba oleh Tuhan dan nyawa itu di dalam diri
kita ini.
Adapun Tuhan itu di
dalam Muhammad artinya nyawa Muhammad, inilah yang dikehendaki dan Tuhan lagi
belum Tajalli, karena Allah lagi sendirinya. Adapun Allah itu ghaib pada
Muhammad dan Muhammad ghaib pada Allah, karena Allah itu berdiri seperti Alif
yang bernama KUN HI ZAT lagi Tuhan sendirinya yaitu nyawa Muhammad, dan
Muhammad itu adalah nyawa kita.
Maka bermula jasmani
itu badan rohanidan rohano badan nurani dan nurani itu badan roh idhafi, oleh
sebab itulah Tuhan yang menjadi sebab kekalnya hidup manusia, tempatnya di
dalam yang terang, itulah pandangan kita, maka itulah yang kuasa pada diri kita
ini. Itulah Alif Isriqna namanya yaitu Tuhan yang Maha Kuasalagi Maha Kaya.
Sedang asik pandang- memandang dengan nyawa tiada berkesudahan, lagi nyawapun
demikian juga tiada berkeputusan dan berkesudahan lagipandang dan pujiannya
kepada Allah. Sedikitpun tiada lupa Tuhan kepada hambanya, demikian pula nyawa
sedikitpun tiada lupa pandangannya kepada Allah.
Bermula jika orang
bertanya bagaimana makrifat Muhammad itu ?Maka engkau katakan bahwa Nabi
Muhammad itu tiada bermakrifat karena sekutu dengan Tuhannya. Maka yang
bernama ILLALLAH itu Muhammad jua sebab
yang bernama Allah itu Muhammad.
Adapun aku di dalam
Muhammad dan Muhammad di dalam Rasulullah jua, aertinya pesuruh Allah dan
tatkala Allah ghaib sendirinya maka itu bernama KUN HI ZAT.
Adapun yang bernama
Muhammad itu Allah dan yang bernama Allah itu Muhammad jua, maka misra pada
ujud kita ini.
Maka barang siapa
rela meninggalkan kekayaan Allah di dalam dunia ini dan mengarahkan imannya
dengan makrifat maka Af’al Allah namanya, dan barang siapa yang rela menyudahi
kehendaknya dari pada karunia Allah dengan tulus makrifat Siddiq namanya. Maka
sampailah makrifatnya dan pendengarnya, penciumnya, pengrasanya, dan fi’ilnya
maka putuslah makrifat orang itu dan disanalah pertemuan Tuhan dengan hambanya,
dan inilah yang beroleh rahasia Tuhan namanya.
Barang siapa tahu
akan pendengar Allah, penglihat Allah, pengrasa Allah, pengenalan Allah dan
sebagainya maka dengan makrifatnya itu ia tetap bersekutu dengan Allah dan
tiada berhakikat lagi maka ia menjadi kafir.
Orang yang sudah
sempurna makrifatnya maka orang itu akan merasakan nikmat surga dan tatkala
makrifatmu itu lenyap maka akan ada terang tak terhingga lagi ke atas dan ke
bawah, ke kanan dan ke kiri, ke hadapan dan ke belakang tiada kesudahan, dan
tatkala ada berdiri seperti Alif di dalam terang itu, maka Dialah Tuhan. Ia
dinamai Alif Istiqna karena berdiri sendirinya.
PASAL : MENYATAKAN
ZIKIR YANG EMPAT
Pertama zikir Jalii
yaitu : لااله الاالله
Kedua zikir Khafi,
yaitu tiada dikatakan dengan lidah, hanya ingat Allah, Allah
Ketiga zikir
Musyahadah, yaitu umpama kucing mengintai tikus hingga didapatnya, maka ia
lenyap pada zikir hatinya.
Keempat zikir
Tawajjuh, yaitu tiada lain zikir musyahadah, sebab ia mengenal dan senantiasa
ia berzikir, seperti firman Allah :
$yJuZ÷r'sù
(#q9uqè? §NsVsù çmô_ur «!$#
artinya : dimana
hadap kamu disanalah zat Allah Ta'ala
Dan kata sebagian
Arifu billah, taubatan nast junubikum wa taubatan tanbul ula (tobat sekalian
manusia itu sabar daripada segala dosa). Dan ia tiada putus dari segala zikir
dan tiada lagi menghendaki huruf dan suara adanya.
لااله الاالله
LA - kodrat - penglihat - otak - darah
ILAHA - iradat -
pendengar - sum sum - daging
ILLA - ilmu - pencium -
tulang - kulit
ALLAH - hayat - pengrasa -
urat - bulu
Aku sir Allah - aku sir Muhammad - aku sir Bapak - aku sir Ibu, maka berdirilah kalimat لااله الاالله dan misralah pada jasad kita ini.
Zat - umpama AIR - La - hakikat Allah, yang
sebenar-benarnya Allah itu rahasia
- La - akal itu
bayang-bayang Afal, afal zikirnya لااله الاالله, ilmul yakin
Sifat - umpama LAUT - Ilaha - sifat kita
ini rupa Muhammad dan rupa Muhammad itu
rupa Allah jua
Ilaha -
hati itu bayang-bayang asma Allah,
zikirnya Allah,
Allah, Ainul Yakin
Asma - umpama OMBAK - Illa - asma kita ini
nama Muhammad, dan Muhammad itu
nama Allah jua
Illa -
nyawa itu bayang-bayang sifat Allah, zikirnya Hu - Hu
Haqqul Yaqin
Af'al - umpama BUIH - Allah - af'al kita ini
kelakuan Muhammad, dan kelakuan
Muhammad itu kelakuan Allah jua
Allah -
rahasia itu bayang-bayang zat Allah, zikirnya
Ah - Ah,
Kamarul Yakin
لااله الاالله
La - hakikat Allah sebenar-benarnya zat
Allah itu adalah rahasia kita
Ilaha - hakikat Muhammad sebenar-benarnya Muhammad
itu nyawa kita
Illa - hakikat insan, sebenar-benarnya insan
itu adalah hati kita
Allah - hakikat alam, sebenar-benarnya alam itu
adalah tubuh kita
لااله الاالله اشهدان
Asyhadu - Syari'at, makamnya pada lidah
tempatnya pada Islam, hurufnya ialah M-A-A
An La - Tarekat, makamnya pada hati,
tempatnya pada Iman, hurufnya ialah H-L-K
Ilaha - Hakikat, makamnya pada roh
tempatnya pada Tauhid, hurufnya ialah M-L-B
Illallah - Ma'rifat, makamnya pada rahasia,
tempatnya pada Insan, hurufnya : D-H-R
Ringkasnya
ialah huruf M-H-M-D A-L-L-H A-K-B-R
محمد الله اكبر
tiada huruf tiada bersuara
الله
Alif - tempatnya pada nafas kita
Lam Awal - tempatnya pada telinga kita
Lam Akhir - tempatnya pada mata kita
Ha - tempatnya pada roh kita
Maka kita
misrahkan tubuh kita dengan roh kita supaya tiada bercerai duani akhirat, jasad
dengan roh seperti daging dengan darah atau seperti gula dengan manisnya,
karena apa ? karena misra
محمد
Mim – Ma’rifat –
rahasia – zat Allah – sebanar-benarnya diri – api
Ha – Hakikat
– roh – sifat Allah – diri terjadi – angin
MIM – Tarekat –
hati – Asma Allah – diri teridi – angin
Dal – Syariat
– tubuh – Afal Allah – diri terperi-peri – tanah
الحمد
ARTI DAN MAKNA
A-L-H-M-D
PADA DIRI KITA
P = Zuhur –
Nabi Ibrahim - Malaikatnya
Jibril - Abu Bakar - Kepala
P = 'Ashar –
Nabinya Yunas - Malaikatnya Mikail - Umar - tubuh
P = Maghrib –
Nabinya ‘Isa - Malaikatnya
Israfil - Usman - Tangan
P = ‘Isya –
Nabinya Musa - Malaikatnya Izrail - ‘Ali - Pianggang
P = Subuh –
Nabinya Adam - Malaikatnya Rahmani - Harun - kaki
Inilah yang tajalli kepada lima waktu, maka jika tidak
tahu tiada sempurna sembahyangnya dan ma’rifatnya.
Subuh dua rakaat karena tajalilnya - zat dan sifat
Zuhur empat rakaat karena tajalilnya - ujud – ilmu – nur – syuhud
‘Ashar empat rakaat karena tajalilnya - api – air – angin – tanah
Maghrib tiga rakaat karena tajalilnya - ahadiyah – wahda – wahidiyah
‘Isya empat rakaat karena tajalilnya - Mada – madi – mani – manikum
Witir satu rakaat karena kebesaran dan keesaan Allah
ta’ala
Seperti firman Allahهُوَ الاَوَّلٌ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ
وَالْبَاطِنُ
Artinya : “Dia juga yang pertama dan Dia juga yang
kemudian dan Dia juga yang nyata dan Dia juga yang tersembunyi”
Subuh pada Nabi Muhammad
Zuhur pada malaikat yang empat
‘Ashar pada nabi Adam
Maghrib pada diri kita
‘Isya pada Allah S.W.T
PASAL : PADA
MENYATAKAN HAKIKAT DARI PADA MEMBESARKAN SESUATU
Tubuh manusia itu dinamai cahaya, dari pada pihak ingin
akan sesuatu dimani akal, dari pada pihak mendengar dan menyediakan maka
dinamai nyawa, dan dari pada pihak menyebutkan pada tubuhnya yaitu dinamai
hakikat insan.
Adapun ma’rifat itu tempatnya di bawah batu dan tauhid
itu tempatnya pada rahasia, dan iman itu tempatnya pada hati, dan Islam itu
tempatnya pada dada sekalian anggota.
Adapun iman, Islam, tauhid, Ma’rifat itu sartu jua pada
hukumnya tetapi berlainan pada makna.
Adapun panca indra itu sepuluh pekara yaitu 5 pada zahir
dalam lima pada bathin
Adapun lima pada zahir yaitu : Penciuman, pengrasa,
pendengar, penglihat, pengraba
Adapun 5 pada batinnya yaitu : I’tikad, ikhtiar, Iman,
rasa, Budi.............
Inalah yang dimaksud azab kubur dan nikmat kubur. Adapun
Allah itu tuhan dan tempatnya ada pada hamba. Adapun Muhammada itu ialah
perbuatan pada kita. Sebenar-sebenarnya rahasia itu ialah zat Allah ada adapan
yang menerima rahasia itu ialah insan. kami, mukamil. Artinya manusia sempurna
terlebih sempurna, jika hal in: tiada di ketahui maka dinamai hidup sia-sia.
Adapun manusia yang sejatinya, dari cinta dan rasa itu
adalah terjadinya A’yanun Syabitah atau a'yun Awal namanya.
Ujud itu esa dengan. Ahadiyah, dan hayat itu esa dengan
Wahdah, ada pun ujud itu qadim semata-mata, tiada dikenal sifat rupanya pada
zahirnya dan bathinnya di dalam dunia dan akhirat, tetapi nyata ia pada sifat
yang bernama Hayat.
Adapun arti dari Hayat itu ialah hidup, tahu, kuasa,
berkehendak, mendengar, melihat dan berkata-kata semua itu terbit dari hayat,
artinya terbit dari pada Qudrat Allah Yang Maha Hidup.
Adapun segala Insan yang mengikuti segala perintah Allah
dapat dikatakan kuasa Allah, dan jika tidak mengikuti perintah Allah, dikatakan
kuasa syetan. Karena Allah itu menjadikan syetan tiada dengan beserta Adam,
tetapi nyata syetan itu beserta Adam, karena Adam itu ialah yang mula-mula
dijadikan segala perkara yang nyata dan Muhammad itu ialah yang mula-mula
dijadikan dari segala yang pertama kali dari segala yang ghaib.
Adapun sifat Haiyyun itu yang bernama sifat Allah
itu yaitu: rupa insan dan tempat haiyyat itu ialah pada badan insan atau badan
kita ini semunnya, dan tempat ilmu ialah hati kita dan tempat Qudrat itu ialah
anggota kita dan tempat iradat itu ialah nafsu kita dan tempat Samak ilu ialah
telinga kita dan tempat basyar itu ialah mata kita dan tempat kalam itu ialah
lidah kita. Jadi sifat Haiyyun yang 7 inilah dinamai sifat Tajalli Hawas, bukan
sifat Insan melainkan sifat Allah. Dan Hayyat itu ialah hidup, tahu, kuasa,
berkehendak, mendengar, melihat, berkata-kata.
Jadi tahu kita ini, tahu hayat bukan tahu badan, karena
hayat kuasa yang bemama Haiyyun itulah hakikat nabi kita Muhammad segala yang
zahir maupun segala yang bathin.
Adapun Muhammad itu tiada antara dengan Allah seperti
bunga dengan buahnya dan seperti bayang-bayang dengan yang empunya bayang-bayang,
yakni tiada bercerai pada hakikatnya, inilah hukumnya segala nabi-nabi.
Adapun Sir kita tiada bertempat di dalam tubuh, jika ada
mengatakan bahwa nyawa itu bertempat di dalam tubuh maka orang itu kafir
musyrik. Oleh karena itu kita harus bertul-betul dapat memahaminya, karena kita
ini adalah tajalli Allah namanya, artinya kenyataan Allah, jangan syak lagi
pada kata-kata ini, sebagaimana hadis Qudsi mengatakan :
خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَُدْ رَةِ الرَّحْمَنِ
Artinya: "Aku jadikan Adam itu di atas kuasa-Ku
yang sangat pengasih yakni atas rupaku:
Dan ketahuilah bahwa nyawa awalnya Allah dan akhirnya
Allah
artinya : Tiada mempunyai awal dan akhir. Jika ma'rifat
kita itu berpandang-pandangan dengan sesuatu barang umpanya dengan sesuatu
cahaya, dan cahaya itu kita katakan Allah, maka menjadi kafir kata-kata ini,
dan dikatakannya pula bahwa pada hukum roh itu tempatnya Allah, maka kata-kata
ini kafir juga. Kata orang yang tahu dengan hakikat Esa artinya : Siapa yang
menyerupakan akan dia maka kafir, tetapi kalau yang dimaksud bahwa segala
sesuatu itu pada hakikatnya adalah Allah juga dan tiada Allah juga, maka
kata-kata ini benar, karena barang siapa mengetakan bahwa segala sesuatu itu
bukan tanda dari pada Allah maka kata-kata ini kafir juga, karena sudah
mengetahui akan hakikat. Karena Allah itu tiada hubung menghubung dan tiada
lihat-melihat dan tuhan menjadikan hamba, dan bukan hamba yang menjadikan
Tuhan, dan tiada hakikat menghakikatkan dan tiada sebut menyebut, maka carilah
jalan ini kepada guru yang mengetahui maksudnya yang Esa tiada diesakan oleh
hati, seperti hadits Qudsi berikut :
أُخْرُجُ عَنْ نَفْسِكَ وَالْأ جْْسَامِ ثُمَّ فَاخْرِجُ الاَمْرِ
وَالحُكْمِ فَتَطْرَ اِليَّ
Artinya : Keluar engkau dari nafsumu dan hatimu dan
nyawamu tubuhmu hingga keluar engkau daripada amar dan hukum-Ku maka sampailah
engkau kepada-Ku
Jikalau masih bernafsu dan berhati dan bernyawa dan
bertubuh dan mengerjakan suruhan dan menerima hukumnya niscaya engkau belum
bertemu dan belum sampai kepada Allah Maka syukur perkataan ini, setengah ulama
hendaklah kita membunuh nafsu kita supaya tiada berserikat Allah dengan
hambanya.
Pasal : Pada menyatakan ilmu yang putus
JIka tilik kita ini, tilik pula dengan pandangan Qadim
yang putus, apabila menjadi jasmani, karena tempat jasmani itu ialah roh idhafi
itu ialah alam Ruhul Kudus yaitu nyawa sekalian nyawa.
Adapun alam jasmani itu akam kabir cahayanya hitam
Adapun alam rohani itu alam jasmani cahayanya kuning
Adapun roh Idhafiitu alam Muhammad cahayanya terang
berkilat-kilat
Adapun ruhul kudus itu alam arwah cahayanya putih seperi
permata lakusa
Sebagian
ada orang yang mengatakan bahwa sebenar-benarnya ruhul kudus adalah cahaya
tuhan kita, nama ruhul ruhul kudus itu mengaku tuhan, tetapi tempatnya bukan di
dalam otak, hanya cahayanya yang sampai kemana-mana, itulah sebabnya kita
mendengar suara dan dapat melihat sesuatu.
Ketahuilah
! bahwa diri kita yang zahir ini adalah ujud Allah namanya, dan
sebenar-benarnya sir Allah itu ialah ujud makhluk dan yang dikatakan Muhammad
itu rahasia dan rahasia itu iman kita yang di dalam iman artinya : tidak ada
lagi tersurat dalam kitab. Dengan adanya sedemikianlah maka diri berlaku adil
Ketahui
pula bahwa yang dikatakan Allah itu ialah jasmani tuhan, dikatakan tuhan itu
hidup, karena hidup itulah yang berlaku di dalam insan itu. Artinya tiada boleh
sama sekali kata-kata ini dikatakan kepada orang yang belum mengetahui jalan
ini karena kita itu di dalam hukum Allah namanya atau berahasia kepada Allah.
Dan
ketahui pula bahwa yang syahadat itu ialah sifatnya dan zat itu ialah rahasia
kepada kita, maka istinja namanya, dan sebenar-benar istinja itu ialah rahasia
kita, tiada syak lagi dan kita rasa siang dan malam, keluar masuk nafas kita.
Maka bersungguh-sungguhlah dengan rahasia yang putus, maka kita terima dengan
terima yang putus. Maka jadikan manusia. Berkata Syekh bahwa barang siapa tiada
tahu akan dirinya maka menjadi kafir.
Bermula
ketahui olehnya, yang dikatakan sifat itu apa, tuhan itu apa, zat itu apa,
hamba itu apa dan Muhammad itu apa serta manusia itu apa, jasmani itu apa, kita
dan manusia itu apa kepada kita dan Muhammad itu apa kepada kita dan tuhan itu
apa kepada Muhammad dan Muhammad itu apa kepada tuhan, sifat itu apa kepada
tuhan dan tuhan itu apa kepada sifat.
Kata
tuhan
“Hai sifat,
engkulah sifatku, dan akulah sifatmu, Muhammad itulah sifat-Ku yang zahir,
engkaulah ganti-Ku dan Akulah yang empunya sifat itu, Akulah yang bernama
Muhammad, dan Akulah yang bernama tuhan”
Kata Muhammad
“Bagaimana
aku mengenal engkau ya tuhanku”
Maka kata Allah
“ Hai
Muhammad ! Pandanglah olehmu sifatmu, niscaya bertemulah engkau dengan Aku,
karena Aku itu berlindung dengan engkau. Itulah sebabnya maka aku jadikan
engkau. Engkau aku jadikan sifat sebagaimana halmu itu, karena aku ada”
Maka kata Muhammad
“Ya
tuhanku adamu itu kapada sifatku”
Maka kata Tuhan
“Hai
kekasihku ! ada-ku itu kepada-mu dan adamu itu kepadaku, karena Aku itu didalam
hukumMu, dan engkau itu didalam hukum-Ku.
Maka kata Muhammad
“Ya
tuhanku apa yang dikatakan nyawa itu”
Maka kata Tuhan
“Hai
kekasihku ! yang dikatakan nyawa itu adalah sifatku, dari engkau itulah
sebabnya, jadimu itu, karena ada sifatmu”
Maka kata Muhammad
“Ya
tuhanmu apa yang dikatakan sebenar-benarnya zat itu ?”
Maka Firman Allah
“Hai
kekasihku ! yang dikatakan zat itu seperti engkau baru bangun dari tidurmu
sekali ingat akan dirimu ! itulah yang sebenar-benarnya diri !
Bermula
adapun sebenar-benarnya diri itu buta, tuli, bisu itulah ma’rifat yang
sebenar-benarnya. Adapun orang yang mengaku dirinya Allah maka orang itu kafir.
Tetapi jalannya tidak salah, karena yang bernama Allah itu siapa gerangan, maka
kita mengaku Allah, bagi yang tidak tahu jalannya jangan sekali-kali mengaku
atau megucapkan kata-kata itu, kalau tidak tahu ujung pangkalnya !
Adapun
yang bernama Allah itu cahaya sendirinya dan dinamai Allah itu. Dan Muhammad
sewaktu dirinya merupakan nur dan dinamai Rasulullah tatkala ia zahir akan
dirinya kedalam dunia, maka ialah yang bernama pesuruh Allah.
Adapun
perkataan ilmu itu nafas, nafas keluar masuk syorga hingga ke dalam otak, maka
diturunkan pada Kalam Allah, maka cinta pada segala urat hingga samapai kepada
tulang sulbi, maka diturunkan pada kalam Allah, maka itulah sangka kita burung
pipit, maka didiamkan insan itu pada syorga Jannatun Naim dan disanalah ia
diam, maka zahir rupa insan itu.
Diakal
Allah mengesakan Muhammad tatkala itulah ia berkata “Aku sebanar-benarnya Allah
tiada tuhan hanya Allah. Dan Muhammad itu adalah pesuruh Allah”
barokalloh guru, izin kopi nggih
BalasHapus